Baratin Perlu Lakukan Pengawasan Komoditas yang Masuk ke Indonesia dengan Teknologi AI
Anggota Komisi IV DPR RI Rina Saadah saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan Kepala Baratin Sahat Manor Panggabean di Gedung Nusantara. Foto: Arief/vel
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Rina Sa’adah menyebut Badan Karantina Indonesia (Baratin) seharusnya bisa menerapkan sistem pengawasan berbasis teknologi artificial intelligence (AI) terhadap data komoditas yang masuk ke Indonesia secara komprehensif. Sebab, penerapan AI dalam mengawasi komoditas dapat mencegah kebocoran akibat ulah oknum nakal.
"Tidak ada lagi aparat yang ada di bandara bekerja sama dengan penyelundup atau pihak lain,” tegas Rina saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan Kepala Baratin Sahat Manor Panggabean di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
"Kami merekomendasikan sistem pengawasan berbasis data komprehensif,” lanjutnya.
Politisi Fraksi PKB itu mengatakan bahwa berdasarkan data ekspor dan impor, kasus tangkapan tertinggi dalam produk pertanian ada di Jakarta mencapai 807 kali. Menurut dia, pengawasan barang masuk di sektor pertanian harus menjadi perhatian bersama agar tidak terjadi kebocoran.
"Apalagi Jakarta jumlah penduduknya paling tinggi. Harus jadi perhatian,” ungkap Politisi Fraksi PKB ini.
Di sisi lain, Rina mengapresiasi adanya peningkatan ekspor buah berkualitas. Hal ini, menurutnya, dapat mendorong Baratin untuk berperan lebih untuk menguatkan petani lokal dalam meningkatkan kualitas produk. Rina mengatakan Baratin perlu melakukan sosialisasi bibit organik dan tanaman unggulan ke petani agar komoditas yang dihasilkan menembus pasar ekspor global.
“Ekspor buah tropis harus ditingkatkan, misalnya mangga, pisang dan lainnya. Selama ini terkendala di negara tujuan ekspor. Jepang misalnya, menerapkan aturan ketat,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Baratin Sahat M Panggabean mengatakan saat ini pihaknya sedang fokus untuk mengawasi dan memeriksa sapi yang akan didatangkan dari Brasil.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Brasil. Memastikan sapinya dan laboratorium yang memeriksa kesehatan sapi tersebut, ” kata Sahat. (hal/rdn)